Jilboobs, Fenomena Berhijab Bodi Ketat yang Memicu Kontroversi
Foto: Facebook Jilboobs Community
Liputan6.com, Jakarta Fesyen punya banyak fungsi. Dengan pakaian, Anda bisa menunjukkan siapa diri Anda sesungguhnya atau berpura-pura menjadi orang lain. Bagaimana Anda berpakaian bisa menjadi cermin tahap kehidupan yang sedang Anda lalui, entah sedang bertransformasi dari pribadi lama menuju pribadi baru atau berada dalam perangkap citra diri baru dengan identitas pribadi lama yang sesungguhnya belum berubah.
Berpakaian ternyata bukan hal sesederhana mengancingkan baju atau memakai topi. Mereka yang tak berefleksi mengenai fesyen rentan untuk dimakan tren tanpa sadar akan kekosongan makna berpakaian, larut dalam buaian sensasi gaya sesamanya. Apa alasan dibalik fenomena yang satu ini juga bisa beragam dan kompleks.
Sebuah akun Facebook bernama Jilboobs Community hadir pada 25 Januari 2014. “Indahnya saling berbagi :) nb: di olah dari berbagai sumber,” demikian deskripsi tentang halaman Facebook tersebut. Hingga dibuka pada Rabu (6/8/2014), Jilboobs Community mendapat 708 likes. Untuk pertama dan terakhir kalinya hingga kini, admin halaman tersebut mengunggah sebanyak 26 foto pada 29 Januari 2014.
Semua foto itu ada dalam album bernama `Compilation`. Tampak mengenakan jilbab, hampir seluruh wanita di foto-foto itu memakai baju berlengan panjang. Hanya beberapa yang mengenakan baju lengan 3/4 atau bahkan lengan pendek. Yang sama dari gaya busana semua wanita berjilbab di foto-foto itu adalah ukuran pakaian yang ketat sehingga bagian boobs (payudara) wanita-wanita itu terekspos. Dari kata `Jilbab` dan `Boobs` dibuatlah akronim `Jilboobs`.
Liputan6.com, Jakarta Fesyen punya banyak fungsi. Dengan pakaian, Anda bisa menunjukkan siapa diri Anda sesungguhnya atau berpura-pura menjadi orang lain. Bagaimana Anda berpakaian bisa menjadi cermin tahap kehidupan yang sedang Anda lalui, entah sedang bertransformasi dari pribadi lama menuju pribadi baru atau berada dalam perangkap citra diri baru dengan identitas pribadi lama yang sesungguhnya belum berubah.
Berpakaian ternyata bukan hal sesederhana mengancingkan baju atau memakai topi. Mereka yang tak berefleksi mengenai fesyen rentan untuk dimakan tren tanpa sadar akan kekosongan makna berpakaian, larut dalam buaian sensasi gaya sesamanya. Apa alasan dibalik fenomena yang satu ini juga bisa beragam dan kompleks.
Sebuah akun Facebook bernama Jilboobs Community hadir pada 25 Januari 2014. “Indahnya saling berbagi :) nb: di olah dari berbagai sumber,” demikian deskripsi tentang halaman Facebook tersebut. Hingga dibuka pada Rabu (6/8/2014), Jilboobs Community mendapat 708 likes. Untuk pertama dan terakhir kalinya hingga kini, admin halaman tersebut mengunggah sebanyak 26 foto pada 29 Januari 2014.
Semua foto itu ada dalam album bernama `Compilation`. Tampak mengenakan jilbab, hampir seluruh wanita di foto-foto itu memakai baju berlengan panjang. Hanya beberapa yang mengenakan baju lengan 3/4 atau bahkan lengan pendek. Yang sama dari gaya busana semua wanita berjilbab di foto-foto itu adalah ukuran pakaian yang ketat sehingga bagian boobs (payudara) wanita-wanita itu terekspos. Dari kata `Jilbab` dan `Boobs` dibuatlah akronim `Jilboobs`.
0 comments:
Post a Comment